Penyalahgunaan Obat Batuk Komix di Kalangan Remaja

Cilacap, 31 Juli 2022, Penulis: Farhan Aras, Seorang Pembimbing Pemasyarakatan Bapas Nusakambangan, judul: Penyalahgunaan Obat Batuk Komix di Kalangan Remaja

CILACAP - Kenakalan remaja adalah masalah yang masih kerap terjadi, Sebab diusia pubertas ini, rasa keingintahuan yang besar dan pencarian jati diri yang tidak terarah dapat membuat anak remaja terlibat dalam kenakalan.

Baca juga: Babinsa Terus Berikan Pendampingan Dalam Setiap Kegiatan Vaksinasi

Untuk memahami lebih jauh seputar kenakalan remaja, dalam pembahasan kali ini akan membahas kenakalan remaja dalam penyalahgunaan obat batuk komix yang dapat dengan mudah ditemui di warung - warung setempat dan harga yang merakyat,  Meluasnya peilaku penyalahgunaan Obat yang dianggap hanya dilakukan oleh remaja perkotaan, kini telah menyebar.

Hal ini menunjukkan adanya pengaruh buruk yang terjadi secara meluas dan di kenal hampir semua kalangan.

Baca juga: Kunjungi Ponpes Syubannul Wathon, Presiden Jokowi: Capaian Vaksinasi Patut Ditiru

Penyalahgunaan Obat Batuk Komix ini dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan efek mabuk, Ngefly dan mengikuti gaya teman. Sehingga mengakibatkan perilaku menyimpanglainnya yang mengganggu masyarakat.

Diantaranya, mabuk mabukan, tawuran antar individu atau kelompok, ugal-ugalan saat mengendarai sepeda motor, bolos sekolah, menonton vidio porno, serta menjual barang berharga orang tuanya dengan harga murah.

Baca juga: Babinsa Mojosongo Beri Himbuan Prokes Dan PPKM Pada Pedagang kaki lima Serta Bagikan Masker Gratis

adapun upaya-upaya dilakukan dalam menanggulangi penyalahgunaan Obat Batuk Komix ini yaitu melakukan pengawasan oleh orang tua kepada anaknya, ketika di sekolah para guru memberikan kepada murid - muridnya tentang bahaya atau dampak dari obat - obatan Komix kemudian kerjasama yang dilakukan oleh Tokoh masyarakat di setiap kelurahan, pemerintah, polsek, komunitas.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah peroses penanggulangan seperti melakukan bimbingan, sosialisasi baik pada pelaku maupun yang bukan pelaku, dan yang paling utama adalah unntuk melakukan kontrol sosial di dalam masyarakat.

Baca juga: 70 Persen Nakes Puskesmas Non-ASN, Edy Wuryanto Dorong Proses Pendataan yang Lebih Baik

(N.Son/***)